BERANDA

Sabtu, 17 November 2012

Khitan Mampu Cegah Penularan AIDS


National Health Institute (NIH) mengonfirmasi hubungan khitan dengan penurunan risiko penularan AIDS, dengan dua penelitian massal yang diumumkan, Rabu (13/12), seperti dilansir oleh KCM. 

Penelitian yang dilakukan di Kenya dan Uganda menunjukkan, khitan terbukti menurunkan risiko penularan virus HIV sekitar 50 persen.

Penelitian tersebut melibatkan 2.784 lelaki yang terbukti tidak terkena HIV di Kisumu, Kenya dan 4.996 pria yang juga negatif HIV di Rakai, Uganda. Sebagian dari para lelaki tersebut dikhitan dan sebagian lagi tidak. Setelah dua tahun diamati, Data yang dicatat NIH dan Safety Monitoring Board telah menunjukkan penurunan risiko penularan HIV pada lelaki yang dikhitan di Kenya sebesar 53 persen dan 48 persen di Uganda.

Namun, NIH memutuskan untuk menghentikan penelitian yang seharusnya berakhir masing-masing Juli dan September 2007 dengan pertimbangan tidak etis sebab secara sengaja meminta lelaki yang menjadi sampel kontrol untuk tidak dikhitan. Kesimpulan serupa sebenarnya telah ditemukan sejak akhir 1980-an. Uji klinis massal yang melibatkan sekitar 3000 responden di Afrika Selatan setahun lalu juga menyimpulkan bahwa khitan menurunkan risiko penularan virus HIV hingga 60 persen.

Namun, hubungan antara Kesimpulan akhir NIH sebagai salah satu lembaga penelitian paling tepercaya sangat ditunggu-tunggu banyak peneliti di seluruh dunia. “Khitan pada lelaki dapat menurunkan risiko tiap orang terkena infeksi dan semoga juga tingkat penyebaran HIV di masyarakat,” ujar Dr Anthony Fauci pakar AIDS yang juga direktur Institut Alergi dan Penyakit Infeksi Nasional, NIH. 

Selain itu, khitan juga bisa mencegah ratusan bahkan ribuan penularan berbagai jenis infeksi.

Faktor luka
Seperti apa hubungannya? Fauci menjelaskan, secara teori sel-sel di ujung pembungkus alat kelamin lelaki adalah bagian yang sangat peka terhadap virus HIV. Bagian yang dipotong dalam proses khitan ini dilapisi kulit yang sangat tipis. Dengan demikian, bagian tersebut lebih mudah luka atau rusak saat melakukan hubungan seksual daripada kulit di belakangnya. Karena virus dapat menyebar di luka sekecil apapun, peluang lelaki yang tidak dikhitan terinfeksi virus lebih besar.

Fauci juga mengingatkan bahwa khitan bukan cara mencegah yang terbaik. Lelaki yang dikhitan semestinya juga tetap memakai kondom dan tidak melakukan kagiatan yang berisiko tertular penyakit.

 Sebab, khitan tidak mencegah penularan virus melalui jarum suntik atau anal seks. Meski demikian, jika khitan diadopsi secara luas, ia memperkirakan bahwa potensi penularan HIV dapat dicegah hingga puluhan ribu kasus dalam beberapa tahun ke depan.

Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) berencana menggelar pertemuan internasional tahun depan untuk mendiskusikan hasil penelitian ini dan cara menerjemahkannya ke dalam kebijakan untuk mempromosikan khitan ke seluruh dunia. Misalnya, dengan melatih tenaga medis lebih baik dan mendidik masyarakat agar sadar untuk khitan. (cy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar