BERANDA

Sabtu, 27 Oktober 2012

orang jenius kebanggaan indonesia yang mendunia : bagian ke 2

Carilah ilmu sampai ke negeri Cina, begitulah bunyi salah satu kalimat bijak. Karena pentingnya ilmu pengetahuan, walaupun harus pergi ke tempat jauh jangan pernah segan. Maka tak heran jika banyak pelajar dan mahasiswa kita berbondong-bondong menimba ilmu ke luar negeri. Mulai dari negara-negara tetangga seperti Singapura atau Malaysia, hingga ke negeri-negeri jauh di seberang lautan semacam Jerman, Belanda dan Amerika Serikat. Mengapa harus pergi sampai ribuan mil jauhnya? Apakah di negeri ini sudah kehabisan sekolah berkualitas?
Jelas, karena di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Belanda, Inggris ataupun Singapura, memang dikenal memiliki standar pendidikan yang harus diakui lebih baik dari negeri ini. Lantas bagaimana dengan sumber daya manusia di Indonesia? Apakah para cerdik pandai negeri ini hanya bisa menyaksikan jenius-jenius dari negara lain mengharumkan nama bangsanya masing-masing. Apakah orang-orang pintar Indonesia hanya cukup menjadi penonton saja?
Jawabannya tegas dan singkat. Tidak. Sejarah mencatat beberapa nama putra-putri Indonesia yang mampu berkiprah dan bahkan mengejutkan dunia.. Siapa saja mereka?
Profesor Sediyatmo dan formula cakar ayam
Tokoh yang satu ini adalah sosok yang sangat berjasa dalam pembangunan beberapa bandara di Indonesia. Formulanya yang kemudian dikenal dengan konstruksi cakar ayam telah digunakan untuk membuat pondasi penyangga di Bandara Juanda Surabaya, Bandara Polonia Medan dan Bandara Soekarno-Hatta Jakarta. Beliau adalah Profesor Sediyatmo.
Lulusan Technische Hoogeschool te Bandoeng (THS-sekarang ITB Bandung ) ini adalah sosok yang cerdas dan sangat membanggakan. Temuannya berupa konstruksi bangunan cakar ayam tersebut telah dipatenkan dan banyak digunakan dalam konstruksi banyak bangunan baik di dalam maupun di luar negeri. Pria kelahiran Karanganyar 24 Oktober  1909 ini memang dikenal pandai sejak kecil.
Ilham konstruksi cakar ayam sendiri muncul ketika suatu hari beliau mengamati sebuah pohon kelapa yang tertiup angin. Beliau heran mengapa pohon yang hanya berakar serabut ini masih berdiri kokoh walau digoyang angin yang keras. Beliau pun lantas terdorong untuk menciptakan sebuah konstruksi tiang di mana pada landasan bawahnya beliau gunakan pipa dan pelat beton yang berfungsi sebagai pencengkram tanah, agar tiang mampu berdiri kokoh walau di tanah yang tidak terlalu keras sekalipun.
Kelebihan dari konstruksi fondasi cakar ayam ala Profesor Sediayatmo adalah pengerjaannya lebih sederhana dan efisien, sehingga biaya pengerjaan bisa dihemat hingga  30% jika dibanding konstruksi pondasi konvensional. Sejak itu, penemuan Profesor jenius ini menyebar ke seluruh dunia. Tercatat Kanada, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Italia, Belgia, Belanda, Denmark dan Jerman mengakui hak paten dari fondasi cakar ayam ala profesor kebanggaan Indonesia tersebut
Karena begitu besar sumbangan dan karya yang telah beliau berikan bagi bangsa dan negara, maka pemerintah pun memberikan penghargaan Bintang Mahaputra Kelas I dari Pemerintah Republik Indonesia. Namanya diabadikan sebagai nama jalan tol di Bandara Soekarno-Hatta hingga kini. Beliau akhirnya berpulang ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa pada usia 74 tahun. Walau telah tiada tapi nama almarhum tak akan pernah lekang dimakan zaman, seperti kokohnya konstruksi cakar ayam hasil karyanya.
 Sri Mulyani, Mengejutkan Dunia
Ternyata tokoh-tokoh cerdik pandai yang memukau dunia tidak melulu didominasi kaum adam. Sri Mulyani contohnya. Secara fisik, sosok Sri Mulyani tidak terlalu istimewa. Tapi wanita dengan senyum menawan dan sorot mata tegas ini memegang sebuah jabatan yang membuat siapa saja menggeleng-gelengkan kepala. Ya, sejak 2010 lalu, mantan Menteri Keuangan RI ini menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia (World Bank). Ini sekaligus memecahkan dua rekor secara bersamaan, sebagai wanita dan orang Indonesia pertama yang berhasil menduduki jabatan tersebut.
Sri Mulyani lahir di Lampung pada 26 Agustus 1962 dengan nama lengkap Sri Mulyani Indrawati. Ia adalah alumni fakultas ekonomi Universitas Indonesia. Sedang gelar Ph.D nya didapat dari University of Illinois, Amerika Serikat. Kecerdasan dan kepiawaiannya semakin bersinar tatkala ia duduk sebagai salah satu penasihat dalam Dewan Ekonomi Nasional pada era pemerintahan mantan  Presiden Abdurrahman Wahid. Sedang pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudoyono, tidak kurang dua kursi menteri pernah ia duduki, yakni menteri keuangan dan sebelumnya menteri Perencanaan Pembangunan Nasional. Oleh majalahForbes ia dinobatkan sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia (pada tahun 2008). Sedang majalah Emerging Markets menyebutnya sebagai Menteri Keuangan terbaik se-Asia pada tahun 2006.
Puncak karirnya adalah ketika ia diminta untuk menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia terhitung sejak 1 Juni 2010. Bank Dunia adalah sebuah lembaga keuangan internasional yang berkantor pusat di Paris. Bank dengan aset keuangan mencapai triliunan dolar Amerika itu didirikan untuk membantu negara-negara berkembang dalam meningkatkan dan memajukan berbagai sektor melalui pemberian pinjaman. Tugas yang sangat berat, karena jika terjadi beberapa masalah terutama kredit macet, maka keuangan dunia pun akan terganggu.
Walau memegang peranan yang sangat penting dengan tanggung jawab yang sedemikian besar, Sri Mulyani tidak lantas melupakan Indonesia, negeri tumpah darahnya. Beberapa organisasi ia sokong atau didirikan untuk ikut serta mengembangkan dan memajukan bangsa. Sri Mulyani adalah potret nyata dari salah satu anak bangsa yang mampu memberikan sumbangsihnya bagi kemajuan dunia.
Karen Agustiawan, Wanita Nomor Satu di Pertamina
Selain Sri Mulyani Indrawati, Indonesia juga memiliki seorang wanita jenius lainnya yang patut dibanggakan. Beliau adalah Karen Agustiawan, Direktur Utama Pertamina, sebuah perusahaan minyak milik negara. Bukan tanpa alasan wanita kelahiran Bandung, 19 Oktober 1958 ini menduduki jabatan sebagai orang nomor satu di Pertamina. Sebelumnya, lulusan Institut Teknologi Bandung ini juga memegang beberapa posisi penting di dua perusahaan perminyakan swasta raksasa, MobilOil Indonesia dan Halliburton.
Di bawah kepemimpinannya, Pertamina melesat menjadi sebuah perusahaan minyak yang kembali diperhitungkan. Keuntungan yang dibukukan Pertamina pun terus meningkat dari tahun ke tahun. Ia berkeinginan Pertamina mampu melebarkan sayap hingga ke luar negeri. Selain itu ia juga berambisi untuk mengembangkan bahan bakar alternatif yang efisien dan ramah lingkungan berbasis coal bed methaneCoal bed methane sejatinya adalah sebuah alternatif sumber energi yang berasal dari modifikasi dan rekayasa batu-bara. Dengan semakin berkurangnya sumber minyak mentah di dunia, maka banyak pihak mulai melirik sumber-sumber energi lain, termasul coal bed methane. Indonesia sendiri memiliki cadangan batu-bara yang cukup besar.
Atas kinerjanya yang brilian ini, Karen Agustiawan berhasil meraih beberapa penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri. Dari dalam negeri, beberapa penghargaan untuk Karen datang dari Museum Rekor Indonesia (sebagai wanita pertama yang berhasil menjabat sebagai Direktur Utama  Pertamina), dan  Ganesa Wirya Jasa Utama dari Institut Teknologi Bandung. Sedang dari luar negeri, Karen disebut oleh majalah Forbes sebagai pebisnis wanita paling berpengaruh di Asia (pada tahun 2011). Sedang Pertamina, perusahaan yang ia pimpin juga kebanjiran berbagai penghargaan. Penghargaan itu diantaranya Corporate Image Award 2012 (dariBloomberg Business Week Indonesia Magazine) dan Indonesia Sustainable Business Awards (ISBA) 2012 dengan kategori Industry Champions Energy.
Itulah beberapa tokoh jenius yang mampu menunjukkan kepiawaiannya masing-masing. Dari mereka, nama Indonesia semakin harum dan berkibar. Mereka adalah jenius-jenius yang berhasil mengangkat harkat bangsa serta menunjukkan bahwa Indonesia tetap dapat diperhitungkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar