BERANDA

Sabtu, 27 Oktober 2012

Orang Jenius Kebanggaan Indonesia yang mendunia : bagian ke 2




foto: sxc.hu
foto: sxc.hu
Sebagai negara dengan tingkat kepadatan penduduk nomor empat di dunia, Indonesia dihadapkan pada berbagai permasalahan, salah satunya  pemerataan kualitas pendidikan. Usaha pemerintah agar kualitas pendidikan Indonesia mampu segera menyusul bangsa-bangsa lain patut diacungi jempol. Sayangnya masih banyak hal yang memang harus diperbaiki.
Kualitas pendidikan di Indonesia memang masih di belakang negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Perancis dan lainnya. Padahal kualitas pendidikan sebuah negara tentu mempengaruhi kualitas sumber daya manusia negara tersebut. Walaupun begitu  ternyata negeri ini telah melahirkan banyak sekali manusia-manusia berotak cerdas. Bukan hanya itu, banyak dari mereka telah menghentak dan membuat dunia terkagum-kagum. Bakat dan tingkat intelektual yang mereka miliki  telah membuat mereka menjadi buah bibir sekaligus kuas yang memperindah nama Indonesia di mata dunia. Siapa sajakah mereka?
Gunadharma, Sang Pencipta Borobudur
Pernah mendengar istilah amnesia? Istilah di bidang kedokteran itu merujuk pada suatu penyakit di mana sang penderita kehilangan sebagian (atau pada tingkat yang lebih parah, seluruh) dari ingatannya. Amnesia dapat disebabkan oleh banyak hal, salah satunya karena tindak kekerasan yang memicu trauma yang berkepanjangan. Gejala Amnesia ternyata juga menjangkiti bangsa ini. Akibat begitu kejamnya penjajahan, membuat bangsa Indonesia lupa bagaimana sejatinya keadaan sebelum dijajah.
Padahal jika ditelisik lagi, Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar. Jauh sebelum para penjajah itu menginjakkan kaki di Nusantara, nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki kebudayaan yang agung dan luhur. Bukti nyata dan tak terbantahkan dari itu semua adalah Candi Agung Borobudur.
Candi dengan ukuran sangat besar ini diperkirakan dibuat pada sekitar abad ke 8. Itu berarti Candi Borobudur berdiri 300 tahun sebelum Basilica Santo Petrus (Katedral termegah yang terletak di Italia), 1800 tahun sebelum menara Big Ben di Inggris dan 2000 tahun sebelum gedung kembar Petronas di Malaysia.
Dari dokumen yang ditulis oleh Raffless (Gubernur Jendral Inggris untuk Hindia Belanda pada waktu itu), arsitek dari candi megah ini adalah seorang bernama Gunadharma. Melalui bukuHistory of Java, Raffles menulis bahwa Gunadharma adalah sosok yang dipercaya mengemban tugas dari Sang Samaratungga, Raja Dinasti Syailendra, untuk membangun sebuah tempat pemujaan dan kegiatan agama Buddha.
Borobudur tidak hanya mengagumkan dari segi ukurannya saja. Bangunan bertingkat sepuluh ini juga memiliki arsitektur yang indah. Di setiap dindingnya dipahat relief-relief mengagumkan yang sangat detail. Pembuatannya sendiri tidak memakai semen ataupun adukan pasir. Batu-batu yang membentuk Candi Borobudur ini disusun secara zig-zag atau lebih mirip puzzle. Ilmuwan masih terlibat dalam perdebatan sengit mengapa candi yang diperkirakan membutuhkan 50 juta kubik batu andesit ini masih berdiri tanpa bantuan semen.
Mahakarya Borobudur jelas membuktikan bahwa sang arsitek, Gunadharma bukanlah orang sembarangan. Selain harus menguasai ilmu arsitektur, ia pastilah juga  memiliki jiwa seni yang tinggi. Bayangkan saja, ada ratusan patung Buddha dan patung lainnya yang tertata dengan sangat baik di sana. Sedang untuk membuat relief dan stupanya saja, tidak sembarangan orang bisa melakukannya, mengingat pada saat itu peralatan konstruksi belum selengkap seperti sekarang.
Maka pantaslah kita sebagai bangsa Indonesia berbangga. Sebelum Inggris melahirkan Sir Issac Newton (sang penemu hukum gravitasi) dan Jerman memiliki Albert Einstein (pencetus teori relativitas), negeri ini telah melahirkan seorang jenius yang mengagumkan,  Gunadharma.
B.J Habibie, Menerbangkan Indonesia
Baharuddin Jusuf Habibie lahir pada 25  Juni 1936 di Pare-pare Sulawesi Selatan. Pria yang akrab disapa Habibie ini adalah sosok yang sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Beliaulah inisiator dan pencipta dari CN-235, pesawat pertama produksi asli dalam negeri. Selain itu, pria yang terkenal dengan senyumannya yang khas ini pernah juga pernah menduduki beberapa jabatan prestisius. Mulai dari Menteri Riset Dan Teknologi di era 80-90an, Wakil Presiden Indonesia (1998) hingga pernah juga menjabat sebagai Presiden di tahun yang sama. Walau hanya berkuasa selama kurang dari enam bulan, tapi jasa-jasa beliau bagi negeri ini tidak bisa dilupakan begitu saja.
Habibie muda berangkat ke Jerman pada 1954. Beliau adalah salah satu dari yang terpilih untuk menimba ilmu di luar negeri atas biaya Pemerintah. Bung Karno, yang pada saat itu masih menjabat sebagai Presiden Indonesia, menginginkan Indonesia bisa berdiri sebagai bangsa yang berwibawa dan mandiri. Bung Karno sadar bahwa di masa mendatang teknologi dan industri akan menjadi lokomotif utama untuk menggerakkan berbagai sektor. Maka Bung Karno pun mengirim putra-putra terbaik bangsa untuk dapat menimba ilmu dan kemudian kembali ke tanah air untuk menerapkan apa yang telah mereka dapatkan.
Tidak seperti kebanyakan pemimpin dan politisi masa kini yang haus akan pujian serta gemar tebar pesona, Bung Karno memiliki visi yang jelas dan berani untuk mengambil langkah maju. Sang Pemimpin Besar Revolusi ini menginginkan Indonesia untuk membangun industri pesawat terbangnya sendiri. Beliau ingin menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa Indonesia mampu sejajar dengan bangsa-bangsa lain.
Habibie pun menunaikan tugasnya dengan baik. Belajar di Jerman dengan mengambil jurusan konstruksi pesawat dan teknik mesin, beliau dapat menggondol predikat doktor dengan gelarcum laude. Beliau pun ditarik oleh sebuah perusahaan pembuat pesawat terkenal di Jerman, MBB (Messerschmitt Boelkow Blohm Gmbh). Di perusahaan yang bermarkas di kota Hamburg ini pula ia berhasil menduduki jabatan wakil presiden untuk bidang teknologi. Itu adalah jabatan tertinggi kedua di perusahaan tersebut. Habibi pun memecahkan rekor sebagai satu-satunya orang non-Jerman yang berhasil duduk di posisi tersebut.
Sekembalinya dari Jerman, ia langsung bekerja. Langkah pertama adalah mendirikan IPTN atau Industri Pesawat Terbang Nusantara. Beberapa pesawat yang berhasil diciptakan antara lain CN-235, N-250 dan DO-31. Beliau jugalah yang membuat nama Indonesia melesat tinggi bagai garuda. Dunia pun terkejut. Pada saat itu, Indonesia mampu menjadi pionir bagi negara-negara berkembang lainnya dalam bidang industri pesawat terbang. Sayangnya, kini Indonesia justru bergerak mundur. Setelah IPTN dinyatakan bangkrut (berganti menjadi PT. Dirgantara), Indonesia pun berhenti membuat pesawat sendiri. Tapi keyakinan beliau, suatu saat Indonesia pasti akan kembali berjaya. Keyakinan ini tertuang dalam sebuah kalimatnya yang cukup terkenal: ‘Kita adalah keturunan bangsa pejuang, yang tidak mengenal lelah dan kalah!’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar