BERANDA

Sabtu, 27 Oktober 2012

SULIT BERBAHASA INGGRIS ?? INI SOLUSINYA

Saya nggak bisa berbicara bahasa Inggris karena grammar saya nggak bagus.”

“Nggak tau deh, kok saya ga pernah bisa bicara bahasa Inggris ya? Padahal dari kecil sudah belajar, belum lagi sudah kursus berkali-kali, dengan biaya kantor bahkan hingga ke luar negeri. Tetep aja saya nggak merasa pe-de. Kosakata saya segitu-gitu aja.
Apakah kita sering mendengar keluhan ini? Atau apakah kita juga mengalami hal serupa? Belajar bahasa Inggris bertahun-tahun dari SD, SMP, SMA hingga kuliah dan mengikuti beberapa kali pelatihan tetapi masih saja merasa kesulitan untuk berkomunikasi lisan dalam bahasa Inggris? Di mana kendalanya?

“Selama ini banyak orang sudah belajar bahasa Inggris bertahun-tahun tetapi tidak bisa mempraktekannya. Ternyata kendalanya ada dua. Yang pertama adalah terbatasnya kosakata atau vocabulary. Wajar nggak bisa ngomong, nggak bisa menulis kalau perbendaharaan katanya sedikit. Masalah kedua adalah tata bahasa (grammar). Banyak orang yang sebenarnya memiliki perbendaharaan kata yang baik tetapi nggak berani bicara karena terlalu mikirin grammar,” ujar Suryanto, pelatih di lembaga STEM (Shortcut To English Mastery).
Trainer yang juga mengisi acara di beberapa radio menekankan jika masalahnya adalah kosakata, maka tidak perlu butuh waktu lama  untuk menguasai bahasa Inggris .Yang paling penting adalah bagaimana menghafal kosakata dengan teknik yang tepat dalam waktu cepat dan tidak gampang lupa, yaitu dengan lebih mengaktifkan otak kanan. Lho, apa hubungannya?
“Masalah yang dihadapi kebanyakan orang adalah ‘cepat hafal tetapi cepat pula lupa’ karena terlalu fokus dengan cara menghafal kata dan artinya. Masalah pembelajaran ini dikaitkan dengan fungsi kedua belah otak yang berbeda, Otak kiri memiliki fungsi yang lebih tertuju pada tulisan, logika dan analisa, sementara otak kanan berfokus pada imajinasi dan gambar. Pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan otak kanan lebih memfokuskan bagaimana kita menggunakan imajinasi kita untuk dapat menghafal kosakata”, ujar Suryanto.
Bagaimana caranya agar kita dapat memanfaatkan otak sebelah kanan untuk belajar bahasa Inggris secara optimal? Suryanto memberi  contoh kata diversity (bermacam-macam). Menurut Suryanto, kita tak hanya perlu tahu tulisan dan arti kata tersebut, tetapi juga perlu membayangkan kata tersebut dengan kata lain yang memiliki makna yang hampir sama. Contoh, kata “diversity” paling dekat diasosiasikan dengan kata  “bus”. Nah, bayangkan di dalam bus itu terdapat bermacam-macam orang”, ujarnya. Tentunya penggunaan kata-kata ini juga  harus dilatih dalam percakapan sehari-hari agar tidak lupa.
Lalu, bagaimana dengan teknik menghafal kata kerja tidak beraturan (irregular verbs) dan frase? Suryanto kembali memberikan tips dan triknya: : “Nah, ini juga menarik. Selama ini banyak orang mengalami kesulitan menghafal irregular verbs. Setelah melalui penelitian, sebenarnya irregular verbs jumlahnya tidak lebih dari 200. Untuk dapat menghafal lebih mudah, maka kita dapat membuat pemetaan (mapping)”. Ia mencontohkan kata-kata yang berakhiran-ow seperti flow (infinitive), flew (past simple verb), flown (past participle verb),grow (grew-grown). “Berarti kata yang berakhiran –ow,bentuk  kata kerja keduanya  diganti dengan akhiran -ew. Sedangkan, untuk bentuk kata kerja ketiganya tinggal tambahkan akhiran dari bentuk kata kerja keduanya –n. Lain halnya untuk kata yang berakhiran –eak, bentuk kata kerja keduanya menjadi- oke dan yang ketiga menjadi –oken (speak-spoke-spoken). Dari sini, kita bisa membuat beberapa pola untuk mengingatnya”.
Sabtu lalu (5/5), Gedung BPPT Lt.3 Jl.M.H Thamrin dipenuhi tidak hanya oleh orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Mereka  berbondong-bondong menghadiri seminar Bahasa Inggris Otak Kanan yang diadakan STEM dengan Suryanto sebagai pembicara. Peserta seminar hadir dari berbagai profesi, baik dari guru bahasa Inggris hingga pekerja medis. Contohnya, Sandra yang bekerja sebagai bidan di RSIA di daerah Pluit, Jakarta Utara. Tujuannya mengikuti seminar ini adalah untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris.
Sebelum seminar dimulai, para peserta diminta untuk melakukan aktivitas fisik agar lebih bersemangat. Suryanto pun kemudian mengawali sesi dengan menjelaskan kendala-kendala yang membuat orang tidak merasa percaya diri berbicara dalam  bahasa Inggris. Jika selama ini kita mendengar bahwa yang paling penting adalah penguasaan grammar, maka itu tidak berlaku karena yang terpenting adalah kosakata. “Kesalahan grammar  masih bisa diperbaiki selagi orang yang kita ajak bicara itu mengerti maksud kita,”ujarnya.
Di sesi kedua, Suryanto menantang peserta untuk menghafal deretan kata dengan nomor yang tidak beraturan. Lalu ia memberi tahu bahwa akan sangat sulit jika kita terlalu fokus dengan angka dan kata tanpa imajinasi. Lal,u Suryanto memberikan beberapa contoh kata berikut artinya, kemudian para peserta diajak untuk membayangkan kata yang memiliki makna terdekat dengan kata tersebut dan dihubungkan dengan artinya. Seperti kata shrink (menyusut), diasosiasikan dengan saringan terkena air panas dan menyusut atau gut (memusnahkan) diidentikkan dengan got yang banyak sampah dan harus dimusnahkan. Cara yang cukup unik dan mengundang tawa ini ternyata efektif untuk menghafal kosakata lebih cepat.
Aktivitas selanjutnya cukup menantang peserta agar lebih mengaktifkan otak sebelah kanan. Dalam aktivitas ini,  peserta diminta membaca tulisan tentang warna lalu membaca warna tulisan itu sendiri. Misal ada tulisan PUTIH tetapi hurufnya berwarna hijau, maka harus dibaca berdasarkan warnanya. Di sesi ini peserta merasa tertantang untuk membaca cepat dan tepat apa yang tertera di layar.
Pelatihan ini sudah diadakan di berbagai perusahaan dan sekolah-sekolah, serta telah dirasakan manfaatnya oleh para peserta. Suryanto mengatakan sudah ada sedikitnya 5.000 orang yang sudah mengikuti seminar ini. “Untuk ke depan, kami akan mengadakan pelatihan di Bandung akhir Mei ini dan Surabaya. Minggu depan kami juga akan mengadakan workshop di Jakarta selama dua hari di Gedung BPPT”, ujar Suryanto seusai pelatihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar